Tuesday 14 August 2012

Kisah Nabi Muhammad SAW Bersedekah dengan pengemis

Dahulu ada seorang pengemis Yahudi buta di sudut pasar kota Madinah yang setiap harinya selalu berkata kepada setiap orang yang mendekatinya, “wahai saudaraku, jangan kau dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya, maka kalian akan dipengaruhinya.” Namun, setiap pagi Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawakan makanan dan tanpa berucap sepatah katapun. Rasulullah SAW menyuapkan makanan yang dibawakannya kepada pengemis itu, sedangkan pengemis itu tidak mengetahui bahwa yang menyuapinya itu adalah seorang Muhammad SAW yang selalu dihinanya setiap hari. Rasulullah melakukan hal ini setiap hari hingga ia wafat.
Setelah Rasulullah SAW wafat, tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi yang buta itu. Suatu hari sahabat terdekat Rasulullah, yaitu Abu Bakar berkunjung ke rumah anaknya yang merupakan istri Rasulullah SAW. Ia bertanya kepada Aisyah r.a. , “anakku, adakah kebiasaan kekasihku yang belum aku kerjakan?”
Aisyah r.a. menjawab, “Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah dan hampir tidak ada satupun kebiasaan Rasulullah yang belum ayah lakukan kecuali satu.”
“Apakah itu?”, tanya Abu Bakar r.a.
“Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan kepada seorang pengemis Yahudi buta yang ada di sana,” kata Aisyah r.a. Keesokan harinya Abu Bakar r.a. pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikan kepada pengemis itu. Abu Bakar r.a. mendatangi pengemis itu lalu memberikan makanan itu kepadanya.
Ketika Abu Bakar r.a. mulai menyuapinya, si pengemis itu marah sambil menghardik, “Siapakah kamu?”
Abu Bakar r.a. menjawab, “Aku orang yang biasa(mendatangi engkau).”
“Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku,” bantah si pengemis buta itu. “Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Oraang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tetapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut, setelah itu diberikannya kepadaku,” pengemis itu melanjutkan perkataannya.
Abu Bakar r.a. tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, “Aku memang bukan orang yang biasa mendatangimu. Aku adalah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW.”
Mendengar penjelasan Abu Bakar r.a., seketika itu juga pengemis itu meledak tangisnya, sangat menyesal, dan dalam basahnya air mata ia berkata, “Benarkah itu ? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, tapi ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawakan makanan setiap pagi, Ia begitu mulia, begitu agung. Asyhadu an la ilaha illallah wa asyhadu anna muhammadar rasulullah”. Seketika itu juga pengemis itu bersyahadat di hadapan Abu Bakar r.a. dan sejak saat itu ia menjadi seorang Muslim.
“Nabi Muhammad SAW Telah memberikan contoh kepada kita, bagaimana caranya bersedekah dengan ihklas dan hati yang tulus kepada seseorang meskipun itu adalah orang yang membenci kita atau seorang non muslim, dari cerita diatas kita bisa menarik kesimpulan bahwa Nabi Muhammad SAW, adalah Nabi yang yang berhati mulia dan suka menolong dengan tidak melihat latarbelakang suku, ras dan agama ataupun golongan tertentu dan tidak menuntut balas jasa”

Ø  http://jumaluddinjeka.blogspot.de/

No comments:

Post a Comment